Thursday, March 27, 2008

Mari belajar geografi!

Pernah dengar tebak-tebakan ini?

Q: negara apa yang dilarang masuk bis?
A: maroko, soalnya di bus suka ada tulisan 'dilarang maroko'

atau
Q: negara apa yang jarang perempuan jawanya?
A: Sri lanka

Jayus dan agak garing yah? Tapi waktu saya pertama kali baca tebak-tebakan itu di Lupus, waktu itu rasanya pengen ngakak guling-guling. Tapi bahasan soal negara memang menarik, dan saya pun (biasanya) paling suka motion soal masalah internasional kalo lagi debat. Yang menarik, biasanya ada satu negara yang sering kita (atau orang lain) kutip sebagai contoh favorit.

Anda pembaca Donal Bebek? Kalau iya maka mestinya anda memperhatikan kalau Donal kabur dari Paman Gober, kaburnya pasti ke Timbuktu. (Timbuktu dimana ya?). Kalau soal kelaparan, maka jelas negara Ethiopia paling sering disebut-sebut, seperti kalau bilang ada orang yang kurus-kering kayak orang Ethiopia. Padahal mereka juga ga semuanya miskin lho. lebih ngenes di Sudan gitu. Tapi mungkin sudah nasib Ethiopia. Ada yang tahu kenapa ethiopia jadi negara Afrika paling populer di Indonesia? Kayaknya bisa jadi bahasan menarik tuh.

Sementara itu, kalau bicara tentang bangsa-bangsa ras kaukasian, jelas yang paling sering disebut itu londo, a.k.a Belanda. Nggak salah juga, wong mereka udah lama banget menjajah kita. Ato sebutan kaukasian=bule=londo itu lebih prevalen di jateng-jogja ya?

Yang paling menarik, dan (agak) kasihan juga sebenernya, itu Hong Kong. Entah bagaimana asal mulanya, dalam konteks bahasa sehari-hari, anak-anak muda jaman sekarang (haih!) suka bilang 'ganteng dari Hong Kong?' untuk mengomentari seseorang yang agak kurang beruntung perlu permak wajah. Pertama kali sadar tentang hal ini waktu saya baca tulisan Unspun tentang Adam Air, yang didalamnya ada kliping dari blog-nya Ndoro. Pas pake bahasa Indonesia wajar, tapi kok waktu ditulis pake bahasa Inggris kok rasanya menggelitik aneh ya? Atau itu perasaan saya aja? Saya juga sering pake Hong Kong dalam konteks yang mirip contoh di atas sih, tanpa menyadari bahwa secara implisit, penggunaan Hong Kong diatas itu contoh peyorasi (iya gitu nama majasnya peyorasi?), dan menganggap bahwa yang dari Hong Kong itu selera murahan (cakep dari Hong Kong? (implikasinya, kita menganggap standar cakep di Hong Kong jauh lebih rendah)), atau jauh (deket dari Hong Kong?), atau mahal (murah dari Hong Kong?).

Duuh, kata Indonesia direndahin juga ga ya sama orang luar? Wahai warga Hongkong, maafkan kami! Hongkong keren kok, saya juga pengen ke sana, pengen ikutan Hong Kong British Parliamentary Open bulan Juli nanti, kalo ada rejeki sama temen yang mau diajak. Ada yang berminat membantu?