These days my interest is less on that--it has been pointed out to me that the space is very white, too white (this is adjacent to my wariness of the existential risk longtermism movements), and the people can fall victim to bad social norms too--but I still think the fundamental idea is connected to an interesting space. Anyway, below was the note I sent.
----
Salam kenal, dan terima kasih buat responnya.
Alasan gw cari tahu tentang komunitas EA/altruisme efektif di Indonesia awalnya adalah interest profesional/pribadi: gw beberapa hari setelahnya menjadwalkan pitching kolaborasi dengan salah satu NGO yang ada di Jakarta, dan rencana pitch gw ke mereka adalah: "Kalau program kalian terbukti efektif, kalian bisa menggalang dana lebih banyak lagi yang bakal melipatgandakan dampak positif kalian. Gerakan EA global di tahun-tahun belakangan ini berhasil menggalang dana ratusan (!) juta(!) dolar(!) untuk inisitatif macam Against Malaria Foundation, GiveWell, Deworm the World, dll., jadi kalau kalian terbukti efektif, makin terpercayalah kalian di mata masyarakat Indonesia yang sepaham dengan aliran EA yang bisa menggalang dana ini."
Menurut gw sih pitch gw ini mayan bagus ya, cuman gw ga tau sebenernya:
- Apakah masyarakat Indonesia sepaham sama EA atau justru masyarakat Indonesia prinsipnya berbeda buat berderma? (misal, yang penting seagama)
- Kalau ada yang sepaham, seberapa banyak? Seberapa banyak dari golongan ini yang biasa berderma/berdonasi/bersedekah?
- Sebaliknya, dari golongan yang berderma ini seberapa banyak yang sepaham sama EA/tertarik sama visi EA?
Pertanyaan di atas adalah hal-hal yang ga gw tahu jawabnya. Gw sempat baca (entah di mana) bahwa sektor filantropi Indonesia itu gede BUANGET, apalagi kalau dihitungnya dari berapa besar uang yang berputar dari infaq tiap sholat jumat (jumlah masjid di indonesia X jumlah kapasitas X nominal rata rata infaq Jumatan X 52 minggu/tahun)—atau mungkin persepuluhan di gereja-gereja Indonesia.
Nah pertanyaan-pertanyaan di atas menurut gw adalah pertanyaan yang pasti digeluti sama komunitas EA—yang ternyata belum ada. Makanya jadi menarik buat gw ketika ada gayung bersambut atas pertanyaan gw di twitter.
Jadi, yang gw penasaran dari kalian adalah: Apa sih yang bikin kalian tertarik sama visi EA? Apakah kalian pernah bahas tentang EA atau prinsip bersedekah sama temen sehari-hari ataupun keluarga? Kalau iya, siapa dan apa saja yang kalian bahas? (gw sih pernah sama istri dan satu mantan kolega) Apa pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik kalian dalam konteks EA? (punya gw tentu saja adalah tiga di atas.)
Lebih lanjut lagi, apa sih ekspektasi kalian buat obrolan kita di sini? Apa sih yang pengen kalian bahas? Menurut kalian, siapa yang seharusnya membahas ini atau tertarik tentang hal ini?
No comments:
Post a Comment